Review Singkat Gravit Designer VS Inkscape


Beberapa waktu yang lalu saya diberi tau oleh seorang teman tentang software vector editor gratisan selain yang biasa saya gunakan (Inkscape). Software itu bernama Gravit Designer (dapat didownload melalui situs https://www.designer.io/). Dan entah terilhami oleh hal apa, sehingga teman saya meminta saya untuk mencoba dan memberi review singkat mengenai software tersebut. Dan karena saya sudah terlanjur berjanji, maka mau tidak mau harus membayar hutang tersebut. Baiklah, berikut review singkatnya~


PERFORMANCE

Hal pertama yang ingin saya coba dari Gravit Designer adalah performanya. Hal ini dikarenakan selama menggunakan Inkscape apabila objek yang diedit sudah mencapai jumlah tertentu, maka komputer akan mulai terasa lag.

Oleh karena itu untuk mengukur kemampuan masing-masing software saya mencoba membuat objek lingkaran dengan bentuk yang sama kemudian lingkaran tersebut saya gandakan mencapai jumlah tertentu. Dari hasil percobaan tersebut, software Gravit Designer hanya mampu menangani 768 objek lingkaran sebelum software tersebut terasa cukup berat untuk digunakan. Sedangkan pada Inkscape, masih bisa berjalan cukup lancar setidaknya sampai jumlah objek mencapai 3000an buah. Perbedaan yang cukup signifikan, setidaknya itu yang saya rasakan di mesin komputer saya (sebagai informasi, saya menggunakan Inkscape versi 0.48.4 dan Gravit Designer versi 3.4.1)


TEMPLATE

Salah satu hal yang menarik dari Gravit Designer dibandingkan Inkscape adalah banyaknya template bawaan yang disediakan secara gratis. Ini sangat memudahkan bagi kita jika ingin membuat sebuah design, tinggal load template lalu edit seperlunya, dan kita akan merasa seperti seorang design grafis profesional (haha!).


EXPORT, OPEN, AND SAVE FILE

Untuk bagian file yang disupport oleh kedua software, Inkscape agak lebih unggul dibandingkan Gravit Designer. Karena Inkscape dapat membuka ekstensi file yang cukup banyak digunakan oleh para designer grafis yaitu .ai (file Adobe Illustrator) dan .cdr (file Corel Draw), sedangkan Gravit Designer tidak belum dapat melakukannya (setidaknya sampai tulisan ini dibuat).


PALLETE

Salah satu fitur yang saya suka dari inkscape adalah kita dapat membuat pallete warna kita sendiri, sehingga kita dapat mengatur preset warna yang akan kita gunakan untuk membuat desain. Kita juga bisa saling berbagi pallete warna yang telah kita buat maupun menggunakan pallete warna yang dibuat oleh orang lain secara leluasa. Kenapa harus berbagi? karena kata iklan, berbagi itu indah. Untuk melakukan custom pun relatif mudah, kita tinggal menambahkan atau mengedit file yang ada di direktori C:\Program Files (x86)\Inkscape\share\palettes lalu restart aplikasi Inkscape, maka pallete yang kita buat atau edit akan otomatis muncul.

Sayangnya fitur ini belum ditemukan pada Gravit Designer. Namun begitu, setelah berselancar beberapa saat, saya menemukan di forum Gravit Designer bahwa developer software ini akan mempertimbangkan untuk mendevelop fitur custom pallete untuk ke depannya.

Walaupun belum mempunyai fitur custom pallete, ada satu fitur yang cukup menarik dari Gravit Designer ini, yaitu kita bisa mengambil pallete dari gambar yang dimuat di workspace. Caranya pun cukup mudah, kita tinggal klik gambar yang kita kehendaki, lalu klik color pada tab bagian kanan, maka otomatis muncul pallete dari komposisi warna pada gambar yang kita klik.


EFFECT AND FILTER

Lagi-lagi, untuk bagian ini saya lebih memilih Inkscape dibanding Gravit Designer. Selain jumlah filter dan effect nya lebih banyak, kita juga bisa membuat filter buatan kita sendiri (walaupun bukan hal yang cukup mudah, karena memrlukan keahlian bahasa pemrograman tertentu). Dan lagi, ada satu effect bawaan inkscape yang saya suka, yaitu randomize color. Dengan effect ini, kita dapat membuat pewarnaan pada gambar WPAP dengan sangat cepat dan tidak memerlukan banyak tenaga.


SHORTCUT

Selain membuat custom pallete, pada Inkscape juga bisa melakukan custom shortcut. Bahkan kita bisa membuat shortcut sendiri pada fungsi yang secara default belum disediakan shortcut nya oleh Inkscape. Caranya, kita tinggal masuk ke direktori C:\Program Files (x86)\Inkscape\share\keys lalu edit file default.xml.

Lain halnya dengan Gravit Designer, saya belum menemukan fitur custom shortcut pada software ini. Bahkan ada beberapa fungsi yang menurut saya penting (seperti Union, Difference, Intersection) yang tidak memiliki shortcut. Dan hal tersebut cukup merepotkan, karena saya sudah terbiasa menggunakan shortcut untuk fungsi-fungsi tersebut.


KESIMPULAN

Jadi kesimpulannya, mana yang terbaik antara Inkscape dan Gravit Designer?
Yang terbaik adalah install kedua-duanya dan gunakan sesuai kebutuhan, sekian.

You Might Also Like

2 comments

  1. Gan, Revit bisa ga "save as" ke format *.EPS versi 10, kyk di illustrator ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau untuk import file .eps bisa, tapi kalau untuk export sepertinya belum bisa, alternatifnya bisa save as .svg lalu convert ke .eps menggunakan online converter atau semacamnya

      Hapus