Seribu kata
Belum tentu akan bermakna
Seribu janji
Belum tentu akan tertepati
Tetapi,
Seribu rupiah: akan menjadi
Gedhang goreng siji
~Puisi Puasa, 5 Ramadhan 1445 H
Aku selalu suka masakan rumah
Karena ku tahu ia dimasak dengan cinta
Dan apapun yang dimasak dengan cinta
Akan menghasilkan nutrisi yang sempurna
Yang tiap suapnya mengandung do'a-do'a
~Puisi Puasa, 3 Ramadhan 1445 H
Ia lebih dekat dari nadi
Mengaliri arteri
menuju inti hati
Ia bersama nafasmu
Berkali panggil namamu
Hanya untuk dapatkan sisa waktumu
Tak hanya nirwana,
Ia tawarkan yang diatas segalanya:
Cinta.
Lalu, jika bukan Ia yang kau cari;
Siapa lagi?
~Puisi Puasa, 2 Ramadhan 1445 H
Anak-anak sungai mengalir ceria
Mengantarkan bahagia
ke tempat seharusnya
Tempat dimana duka
perlahan mulai sirna
Mendendangkan nada-nada
yang melantunkan Dia
Ditangannya sang api mulai terjaga
Suar riuh tawanya
suratkan batin penuh suka
Sorot polos tatap mata
buncahkan sinar penuh makna
Pendar cahayanya seolah berkata
"Sungguh, aku cinta Dia"
~Puisi Puasa, 1 Ramadhan 1445 H